Bagaimana Pengolahan Sampah Organik di Bali Membantu Membangun Ekonomi Sirkular yang Layak Untuk Plastik

Pulau Bali menjadi salah satu kawasan yang cukup memprihatinkan soal limbah plastik. Terutama kawasan Pantai Kuta yang seakan sulit sekali keluar dari permasalahan klasik seperti ini.

Berbagai macam upaya dan daya sudah dilakukan baik itu pemerintah provinsi serta daerah. Mereka bersinergi untuk mengatasi sayangnya, masih saja belum efektif memberikan dampak besar justru sebaliknya.

Beruntung beberapa tahun terakhir kawasan Pantai Kuta sepi akibat pandemi. Jadi, produksi sampah semakin menurun. Lalu, bagaimana kenyataannya kalau semua ini sudah berakhir? Bali kembali berbenah melakukan perbaikan dari sektor pariwisata dan Ekonomi. Banyak wisatawan dari berbagai belahan dunia datang. Diyakini jumlahnya akan bertambah banyak dibandingkan sebelumnya, karena pesona Pulau Dewata ini masih sulit luntur. Oleh karena itu, penerapan ekonomi sirkular harus segera dilaksanakan dan dilakukan dengan serius.

Tidak boleh setengah-setengah, semua pihak harus ambil bagian, sebagai upaya mengatasi sampah. Penerapan ekonomi sirkular ini sebenarnya mampu meningkatkan perekonomian warga. Sehingga saat terjadi pandemi seperti ini dan Bali terdampak tidak akan terlalu terasa.

Sistem Pengolahan Sampah yang Seharusnya Dilakukan

Sistem pengolahan sampah yang harus dilakukan untuk mengatasi dampak pencemaran lingkungan akibat sampah dapat dimulai dari para pedagang terlebih dulu. Mengapa dari sana? Karena, awal mula munculnya limbah tersebut memang dari mereka.

Contohnya seperti ini, saat mereka berjualan di sebuah kawasan wisata ambil saja Pantai Kuta. Untuk menguranginya ada dua pilihan pertama, pedagang tersebut memberikan tempat yang tidak hanya sekali pakai langsung buang. Atau menggunakan kantong yang ramah dengan lingkungan. Hanya saja, kenyataan di lapangan semua itu jauh dari harapan. Mereka masih saja menggunakan konvensional parahnya lagi kepeduliannya berkurang.

Inilah alasan utama mengapa sistem tersebut harus dari pedagang. Melalui peran mereka pengelolaannya bisa jadi lebih baik. Poin kedua yang harus diperhatikan lagi adalah bagaimana melibatkan para pengusaha setempat. Pengusaha disini difungsikan sebagai bentuk pengelolaan secara nyata. Jadi, setelah pedagang membengumpulkan semua sampahnya, kemudian selanjutnya diolah menjadi barang lebih baru.

Sebenarnya tanpa kehadiran pengusaha, pengolahannya bisa dilakukan oleh semua orang. Potensi yang dihasilkan sebenarnya cukup besar. Karena, wisatawan asing menyukai berbagai karya yang aneh tetapi masih menggambarkan ciri khas Bali.

Menariknya lagi, setiap pedagang bisa menjualnya dengan harga cukup tinggi. Hanya saja, perhatikan dulu bagaimana kualitas serta bentuknya. Apakah menarik dan sesuai dengan kebutuhan banyak orang?

Ekonomi Sirkular Menjadi Solusi

Di berbagai kota besar di Indonesia, ekonomi sirkular menjadi salah satu solusi terbaik. Harusnya di Bali mereka bisa menerapkannya, karena peluang yang dihasilkan lebih besar. Pulau Dewata tersebut menjadi tujuan utama wisatawan di seluruh dunia.

Inilah modal penting yang bisa mendorong perekonomian sirkular akan lebih maju lagi. Selain menjadi sebuah cinderamata, sebenarnya, pengolahannya juga bisa dilakukan dengan mewajibkan setiap kawasan wisata menggunakan barang non plastik.

Bisa dimulai dari satu kawasan wisata terlebih dulu. Bila sukses bisa dilakukan ke seluruh kawasan. Atau banyak lagi cara terbaik dapat dicoba seperti, mengolahnya menjadi barang lebih baru yang dibutuhkan. Misalnya, di sebuah kawasan wisata wajib menggunakan sandal khusus. Di mana sandal tersebut terbuat dari olahan sampah. Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung setidaknya hal ini dapat mengurangi konsumsi walau hanya 10%. Apakah sistem seperti ini akan efektif? 

Jawabannya adalah iya, tetapi setidaknya untuk 10 tahun kedepan saja. Setelah itu, harus dipikirkan kembali sistemnya. Karena, evaluasi tersebut perlu dilakukan. Bila memang efektif dapat dilanjutkan atau diganti.

Sekali lagi harus ada peran pemerintah dalam memberikan arahan serta modal bagi mereka yang ingin mencobanya. Sebagai langkah nyata dalam mencegah terjadinya dampak pencemaran lingkungan poin tersebut harus segera dilakukan segera.