Bagaimana Cara Mengatur Pembersihan di Pantai?

Salah satu penyumbang sampah plastik terbanyak adalah Pantai. Tempat wisata ini berpotensi besar menjadi penyumbang limbah terbesar nomor dua setelah rumah tangga. Karena sistem pengelolaannya kurang bagus.

Hal ini ditambah lagi dengan kenyataan bahwa, para pedagang mulai menjajakan makanannya di pinggir pantai. Kesempatan membuatnya tampak lebih kotor sangat besar. Apalagi, kesadaran pengunjung wisata masih sangat kurang.

Kondisi tersebut juga diperparah dari sikap acuh para pedagangnya yang seakan malam memberikan fasilitas berupa kantong sampah. Sayangnya, pihak pengelola sendiri masih menjalankan budaya lama. Dimana, sampah tersebut dibiarkan begitu saja.

Seharusnya, sejak sekarang semua orang sudah mulai peduli dengan keadaan tersebut. Sebagai contoh kenyataan pahit yang ada di Pantai Kuta. Di mana lokasi tersebut lebih tepatnya sebagai tempat pembuangan akhir dibandingkan dengan kawasan wisata. Bukan hanya pihak pengelola saja melainkan, pedagang dan juga wisatawan yang berkunjung. Mereka harus mengubah jalan pikiran agar solusi soal limbah di pantai dapat diatasi dengan baik.

Memberikan Edukasi Para Pedagang

Source Image: pinterest @inhabitat

Poin pertama yang dapat diterapkan agar pembersihan pantai dapat berjalan dengan baik adalah memberikan Edukasi kepada para pedagang. Untuk mengumpulkan berbagai macam sampah.

Bukan hanya dibiarkan saja dan dibuang begitu saja. Mereka berharap adanya pihak pengelola dapat berperan penuh dalam pengambilannya nanti. Melainkan ikut berperan aktif menyediakan tempat sampah.

Pembersihan dengan melakukan sinergi seperti ini sangat baik untuk kedepannya. Karena, para pedagang bukan hanya berkunjung untuk jualan saja. Melainkan, mereka seperti datang ke rumah ke dua.

Sehingga, wajib untuk menjaganya terutama soal kebersihan. Tidak perlu berlebihan, cukup sediakan saja kantong plastik besar kemudian, mengingatkan wisatawan agar membuang bekasnya di kantong tersebut.

Hal sekecil ini akan berdampak besar pada pantai. Karena 70% tumpukan limbah ini juga berasal dari mereka, sehingga perlu adanya pertanggung jawaban. Coba saja tidak ada pedagang, dari mana sebuah pantai akan tercemar limbah rumah tangga?

Peran Pengelola Dalam Mengatur Limbah

Source Image: flickr.com

Langkah kedua dalam mengatur pembersihan limbah di pantai dengan kepedulian pihak pengelola dalam melakukan edukasi juga kepada wisatawan. Bisa melalui penyampaian secara langsung. Saat mereka harus membayar retribusi, beberapa petugas bisa dengan mudah menyampaikannya. Mungkin terdengar sederhana tapi, efeknya luar biasa. Bahkan mampu mengubah pikiran seseorang untuk tetap membuang limbahnya pada tempat yang sudah disediakan

Bila tidak ada, biasanya mereka akan melakukan inisiatif dengan membawa sendiri. Seperti halnya beberapa wisatawan yang pergi ke gunung. Beberapa dari mereka selalu membawanya bahkan, jadi barang wajib.

Jika tidak bisa disampaikan melalui lisan, bisa dengan teknik lain. Misalnya saja, membagikan brosur yang berisi iklan layanan masyarakat. Tentang bagaimana dampak dari sampah plastik tersebut jika, masih membandel tidak mau membuang pada tempatnya.

Source Image: pinterest @our_ocean

Cara terakhir adalah menutup pantai selama satu hari penuh, setelah libur panjang datang. Bila memang, sampah itu selalu menggunung lebih baik dilakukan saat malam hari.

Ini merupakan cara klasik yang sebenarnya kurang efektif. Karena solusi utama bukan membersihkan sampah, melainkan memberikan edukasi kepada semua orang untuk ikut merawat serta menjaganya. Perlu diingat bahwa, pantai bukan hanya milik satu orang melainkan semuanya. Jadi, menjaga keindahan serta kebersihannya adalah sebuah kewajiban bagi siapa saja yang berkunjung.

Dengan begini, kondisi pantai jauh lebih bagus dan indah dari biasanya. Plastik yang menumpuk  juga berpotensi ke laut menyebabkan beberapa satwa harus terkena dampak secara langsung begitu pula dengan memakan sampah yang terkadang dibuang mereka sembarangan.