Peran Bioplastik Dalam Ekonomi Sirkuler

Kantong plastik memang menjadi ancaman serius bagi seluruh dunia. Menurut catatan yang ada, China menjadi negara terbesar penyumbang sampah. Lalu bagaimana dengan Indonesia sendiri?

Menurut catatan sampai saat ini masih berada di peringkat kedua, dengan jumlahnya mencapai 64 juta ton. Hal paling miris lagi, sebanyak 3,2 juta ton masuk ke area laut dan mencemari ekosistemnya.

Untuk menekan penggunaan sampah perlu diperbaiki mulai dari pengelolaannya. Oleh karena itu, muncul istilah Ekonomi Sirkuler yang dipercaya mampu membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Di mana penggunaan Bioplastik berperan besar untuk pengembangan tersebut dan mampu mengurangi pencemaran lingkungan akibat para konsumen masih menggunakan plastik. Terutama industri makanan dan minuman.

Pengertian Dari Ekonomi Sirkuler

Source Image: pinterest @mabrahall

Menurut pengertiannya Ekonomi Sirkuler merupakan kebiasaan yang dimulai dari pihak perusahaan. Dengan mengubah kebiasaan dari Linier ekonomi atau berbagai produknya hanya digunakan satu kali saja.

setelah selesai akan dibuang sehingga, menjadi sebuah sampah tak berguna menuju ke sirkuler. Atau cara mudahnya adalah kemasan tersebut dan dimanfaatkan kembali dan tidak jadi sebuah polusi yang merugikan masyarakat sekitar.

Sehingga, dalam perjalanannya setiap perusahaan mencoba mengembangkan sumber daya terbarukan. Agar dapat digunakan sampai waktu yang tidak ditentukan. Jadi, tujuan utama dicanangkannya gerakan ini adalah sebuah produk dapat terus digunakan berkali-kali.

Tetapi, tidak mengandung bahan atau zat yang berbahaya bagi lingkungan atau juga tubuh. Selain mampu menjaga bumi, pemanfaatan dari teknik ini mampu mengurangi biaya produksi dari sebuah perusahaan.

Contohnya harus menggunakan kemasan baru sehingga, setiap perusahaan tidak perlu lagi menambah biaya produksi. Karena, produksi awal masih bisa digunakan kembali secara bertahap.

Ekonomi Sirkuler Tidak Hanya Perusahaan Saja

Selain peran dari perusahaan, Ekonomi Sirkuler ini juga harus didukung penuh oleh pihak konsumen. Karena, mereka yang selalu menggunakannya. Sebagai contoh, saat membungkus makanan hingga minuman.

Biasanya menggunakan plastik, tetapi ini diganti dengan bioplastik. Jika, dilihat lebih jauh sebenarnya peran dari konsumen sangat penting. Bahkan mencapai 80%, bila mereka tidak menggunakannya tidak mungkin perusahaan akan memproduksi.

Permasalahannya adalah apakah seluruh pelanggan mampu mengubah kebiasaan tersebut. Sarana edukasi mengenai hal ini memang selalu gencar. Tetapi, bila penggunaannya kembali ke plastik biasa hasilnya akan sama saja. Tidak ada salahnya mulai sekarang perlahan menguranginya.

Tidak perlu langsung meninggalkan plastik. Cukup perlahan saja, dari tiga kali belanja usahakan dua kali menggunakan daur ulang. Bila perlu, setiap saat hanya saja godaan untuk memakainya cukup tinggi.

Peran Besar Dari Bioplastik Untuk Ekonomi Sirkuler

Source Image: pinterest @shopevermine

Melihat dari kenyataan diatas, sudah pasti pemakaian Bioplastik sangat diperlukan untuk mensukseskan sistem Ekonomi Sirkuler ini. Mengapa? Karena bahan dari perbuatannya sendiri sudah ramah lingkungan.

Diambil dari berbagai saripati baik itu singkong atau jagung. Dengan memanfaatkan teknologi dari alam membuat lingkungan sendiri jauh lebih sehat dibandingkan sebelumnya.  Efeknya akan langsung terasa terhadap masyarakat dan perusahaan. Pemanasan global jadi lebih berkurang. Selain itu pencemaran dari ekosistem terutama laut juga dapat dihindari.

Coba bayangkan, bagaimana rasanya makan plastik? Pasti tidak enak sekali bukan? Hal itu juga dirasakan oleh beberapa fauna yang kabarnya sempat tersiar melalui berita. Sementara, bagi perusahaan sendiri pasti dapat dilihat keuntungan menerapkan sistem ini menggunakan Bioplastik. Keuntungan akan meningkat, kredibilitas perusahaan juga naik.

Dengan begini bisa jadi media promosi terbaik karena, berperan aktif menjaga serta peduli terhadap lingkungan. Melihat peranya begitu besar, tidak ada salahnya mulai saat ini gunakan produk ramah terhadap berbagai ekosistem, agar bumi ini lebih nyaman untuk ditempati.