Penjelasan Mengenai Plastik Biodegradable, Kompos, dan Oxo-Biodegradable

Semangat untuk meninggalkan plastik konvensional yang sulit diurai oleh alam semakin meluas. Bukan hanya kampanye saja, beberapa ilmuwan juga mengembangkan jenis lain yang lebih ramah terhadap lingkungan.

Hingga akhirnya memunculkan berbagai produk baru yang jauh lebih baik. Setidaknya ada tiga jenis yaitu, Biodegradable, Compostable dan Oxo- Biodegradable. Ketiga mempunyai pengertian serta ciri yang berbeda.

Di mulai dari Biodegradable di mana setelah selesai digunakan, limbah yang dihasilkan dapat dihancurkan oleh organisme lain. Dengan kata lain, penguraian tersebut membutuhkan bantuan dari makhluk lain. Oleh karena itu, bahan yang digunakan berbeda dengan konvensional yang harus menunggu kurang lebih 50 tahun. Bisa langsung terurai walau, membutuhkan beberapa syarat khusus.

Seperti mampu terurai dengan suhu 122 derajat Fahrenheit. Sayangnya, untuk mencapai tingkat tersebut sangat sulit. Inilah alasan mengapa sebenarnya pemakaian Biodegradable kurang begitu efektif.

Tetapi masih bisa dijadikan solusi terbaik, karena pada akhirnya akan terurai juga. Atau bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya. Misalnya saja, untuk polybag tanaman yang tidak perlu mengganti potnya. Nanti akan terurai dengan sendirinya.

Menggunakan jenis Biodegradable seperti ini, harus hati-hati dalam membuangnya. Usahakan pada tempatnya, jangan sampai ke laut. Karena, hasilnya akan sama saja. Jadi, perlu banyak pihak dalam memberikan edukasi agar kampanye ramah lingkungan bisa terwujud.

Compostable Plastic

Source Image: pinterest @boredpanda

Jenis berikutnya adalah Plastik Kompos. Dari namanya saja, harusnya Anda sudah bisa menebak. Bahwa, nantinya plastik ini dapat digunakan untuk pupuk buat tanaman. Di mana proses penguraian tersebut mengubah materi di plastik menjadi karbondioksida, air,  serta biomassa secara biologis.

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai proses tersebut kurang lebih 2 sampai 12 minggu. Tergantung dari kandungan didalamnya, semakin kuat dan pekat material. Biasanya proses penguraian butuh waktu cukup lama.

Selain itu, hasil penguraian ini tidak akan meninggalkan residu beracun yang membuat tanah menjadi tidak subur lagi. melainkan sebaliknya, mampu memberikan nutrisi penting agar tanaman dapat tumbuh dan berbunga.

Sebenarnya solusi ini cukup diminati oleh sebagian besar orang, karena bisa menjadi pupuk gratis. Hanya saja produksinya masih terbatas, khusus Indonesia sendiri memang belum tersedia.

Bahkan, pabrik yang akan membuat jenis ini juga belum tersedia. Hanya beberapa di luar negeri saja yang sudah mencoba teknik tersebut. Walau masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun, kemungkinannya cukupĀ  efektif dalam menekan laju plastik konvensional.

Oxo-Biodegradable

Source Image: pinterest @aplasticbagcom

Jenis terakhir adalah Oxo Biodegradable di mana dalam pembuatannya hampir sama dengan Biodegradable. Hanya saja ditambah dengan pemberian katalis. Sehingga, mampu mengubahnya menjadi partikel kecil.

Apakah aman untuk lingkungan? Jika, pembuangannya benar maka konsep ini tetap aman. Tetapi, jika salah maka sama bahayanya akan sama dengan konvensional. Jenis ini berpotensi menjadi mikro plastik.

Menurut penelitian, jenis mikroplastik berpotensi merusak struktur yang ada di tanah. Hal ini sangat membahayakan bagi ekosistem lainnya. Terutama tanaman dan juga hewan, karena bukan nutrisi yang dibawa melainkan racun, virus serta bakteri.

Apakah ketiga plastik tersebut kurang efektif untuk menekan laju plastik konvensional? Secara pengertian iya tetapi, untuk melepaskan budaya menggunakan plastik bisa jadi mungkin.

Ketiga jenis plastik tersebut sedang dikembangkankan. Tetapi diyakini para ilmuwan, tetap saja susah mengubah perilaku masyarakat. Dari yang sering membawa kantong menjadi tidak.

Mengatasi pencemaran lingkungan memang tidak mudah. Karena, harus muncul kesadaran terlebih dulu. Tetapi, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan menggunakan plastik, lambat laun kesadaran akan tubuh dengan sendirinya.