Bukan hanya Indonesia saja, dunia sedang berperang melawan sampah plastik yang semakin hari tambah bertumpuk. Seakan berbagai macam solusi hilang entah kemana begitu saja.
Berbagai macam cara sudah dilakukan salah satunya dengan mengembangkan plastik yang ramah lingkungan. Lalu, mengapa harus sedemikian rupa untuk mengatasi permasalahan ini sampai-sampai para ilmuwan ikut turun tangan.
Faktor alam dan lingkungan hidup menjadi pemicu utama mengapa seluruh masyarakat harus segera sadar dan berhenti menggunakannya. Semua orang pasti tahu, hal tersebut sangat sulit.
Terutama dari kalangan Industri, penggunaan plastik sudah ada sejak dulu. Biaya yang dibutuhkan juga sangat rendah. Untuk beralih ke produk lain sepertinya sangat sulit bahkan, bisa dikatakan tidak mungkin.
Dari sisi pelanggan sendiri, penggunaan kantong plastik dirasa paling murah dan mudah. Karena, hanya perlu membelinya dengan harga Rp200 saja. Tidak perlu dengan biaya mahal seperti Rp10 ribu,
Walaupun penggunaannya sendiri bisa digunakan tidak hanya satu kali saja, bisa sampai puluhan tahun. Sayangnya, kebiasaan tersebut belum tertanam dalam diri seluruh masyarakat.
Harga yang tinggi jadi kendala terbesar. Mungkin terkesan mengejutkan bila menyebut harga tinggi. Tetapi, begitulah kenyataan yang terjadi di lapangan. Angka Rp10 ribu merupakan harga tinggi dibandingkan Rp200 tetapi dampaknya sangat efektif.
Kenyataan Dari Masalah Sampah terlihat Jelas

Masalah utama dari sampah ini adalah tempat Pembuangan Akhir yang harus dipikirkan oleh semua pihak. Mungkin sekarang masih bisa menampung, tetapi dengan begitu banyaknya konsumsi apakah masih bisa bertahan 10 tahun lagi?
Pertanyaan tersebut harusnya sudah mulai muncul dalam benak diri. Bagaimana kalau tempat tersebut sudah penuh. Pasti pemerintah harus membangun kembali, tambahan biaya lagi hanya untuk sampah. Belum lagi kepengurusannya harus jelas. Biaya yang tidak sedikit ini seharusnya bisa dialihkan ke tempat lain. Misalnya, subsidi tentang bahan bakar atau jalanan rusak dapat diperbaiki dan masih banyak lagi.
Masalah bukan hanya sampai disitu saja. Bau busuk dari sampah yang tidak bisa dikelola dengan baik menjadi pemicu lain. Contohnya, munculnya berbagai macam bakteri sampai kuman bertebaran, Pihak pengelola juga bisa terkena penyakit serius yang membuatnya harus dirawat dengan intensif. Belum lagi pencemaran lingkungan yang terjadi, pencemarannya sendiri bisa melalui udara.
Bau menyengatnya membuat semua orang kurang nyaman. Mungkin jaraknya sudah jauh, tetapi bau tersebut masih saja tercium. Bau tersebut bisa muncul karena, dibawa oleh angin.
Efek Paling Buruk Dari Sampah

Ada yang harus diketahui dari efek buruk sampah tersebut adalah merusak rantai makanan. Bila selama ini Anda hanya mengerti bahwa, plastik ini akan merusak rantai makanan pada hewan saja.
Maka, Anda belum mengetahui seluruhnya. Manusia termasuk Anda juga akan dirugikan oleh kebiasaan Anda sendiri. Alurnya seperti ini, saat Anda membuang sampah sembarangan di lautan.

Ikan akan terkena polutan tersebut, selanjutnya ikan tertangkap dan Anda memakannya. Secara tidak langsung Anda memakan ikan yang sudah terkena polusi yang disebabkan oleh ulah Anda sendiri.
Apakah hal ini akan terus dibiarkan begitu saja? Konsumsi ikan yang sudah terkontaminasi polusi tidak baik bagi kesehatan Anda. Sama saja memakan plastik, pasti akan ada efek lain dalam tubuh yang terasa.
Coba saja dibayangkan, saat seseorang menggoreng sesuatu dengan campuran atau bahan plastik. Dimakan, akan menghasilkan penyakit organ dalam dan sangat serius. Lalu bagaimana dengan ikan yang hampir setiap hari menumpuk polutan?
Kenyataan dan fakta ini memang harus segera diatasi oleh semua pihak. Bukan hanya pemerintah atau gerakan peduli lingkungan saja. Melainkan, seluruh elemen masyarakat. Menghindari sampah bukan hanya mencintai lingkungan tetapi, juga diri Anda sendiri.