Apa itu Biobased?

Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan semakin meluas. Banyak langkah serta strategi diterapkan. Salah satunya dengan menciptakan plastik ramah lingkungan, dimana material pembuatnya sengaja diubah.

Dari yang minyak bumi sebagai bahan utama saat ini lebih ke material mikroorganisme baik yang masih hidup atau sudah mati. Pemanfaatan material tersebut disebut dengan Bio Based atau disebut Bio Material.

Source Image: Unsplash @saindurenviro

Bahan yang digunakan lebih banyak mengambil unsur alam menariknya, Indonesia mempunyai semua sumber daya yang dibutuhkan untuk membuatnya. Hal ini seiring sejalan dengan kekayaan alam yang luar biasa melimpah. Contohnya, ada padi, jagung, singkong, dan masih banyak lagi. Faktor tersebut menjadikan Indonesia mampu mendukung hadirnya bioplastik agar keinginan untuk menyelamatkan lingkungan dari limbah yang bertumpuk bisa terwujud.

Mengapa Dibutuhkan Biobased?

Satu poin penting yang harus diperhatikan mengapa Biobased ini sangat penting dan dibutuhkan adalah melihat kenyataan dari penduduk Indonesia sendiri. Mengapa bisa demikian?

Source Image: Unsplash @john_cameron

Harus menjadi catatan penting adalah hampir seluruh penduduk Indonesia mempunyai sifat konsumtif. Sehingga, keinginan untuk berbelanja pasti semakin tinggi. Ada barang baru harus belanja dan tidak ingin kalah. Kenyataan ini yang mendorong penggunaan plastik semakin meningkat. Memang, sudah ada kebijakan penambahan dana Rp200. Sayangnya, hanya berlaku di beberapa tempat saja, belum semuanya.

Fakta inilah yang membuat kondisi limbah tersebut akan semakin menumpuk. Apalagi, dengan kondisi pandemi dimana, hampir semua orang harus berada di rumah akibat pandemi yang belum berakhir. Sementara, agar perekonomian tetap berjalan baik pemerintah memberikan solusi berbelanja online. Sayangnya, kebiasaan tersebut bukan mengurangi kondisi limbah justru membuatnya semakin meningkat.

Sampai saat ini belum ada satu online shop yang peduli dengan pencemaran lingkungan. Hal itu terbukti dari penggunaan plastik sebagai metode utama pengemasan.

Sulitnya, mendapatkan bahan selain plastik sebagai pembungkus, juga jadi pemicu mengapa Biobased dibutuhkan sebagai pesaing terberat plastik. Harapannya, produk ini mampu menggantikan peran kantong secara perlahan sesuai dengan tingkat kesadaran masyarakat.

Menurut LIPI sendiri bahan Biobased ini sebenarnya merupakan solusi terbaik karena,bisa menggunakan proses fermentasi menggunakan mikroba.. Selain itu, saat di alam bakteri dapat masuk ke dalamnya karena memiliki unsur tidak padat sehingga, untuk memecah berbagai macam strukturnya sendiri cukup mudah.

Masalah Biobased yang Dihadapi

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Biobased ini berjalan dengan baik di Indonesia? Sayangnya tidak, LIPI menyebutkan bahwa untuk proses produksinya sendiri mempunyai biaya yang cukup tinggi.

Perusahaan plastik biasa belum mampu memberikan kontribusi karena, kondisi keuangan mereka juga tidak terlalu bagus bila harus mengembangkan bahan biobased. 

Faktor lain juga menyebutkan semakin harga bahan utama melambung. Tidak menutup kemungkinan nantinya pembeli akan membelinya dengan angka yang cukup tinggi pula.

Jika, dilihat dari faktor bisnis konsep seperti itu tidak bisa berjalan. Karena, kondisi keuangan perusahaan tersebut pasti juga berpengaruh. Hal tersebut juga disampaikan oleh kepala pusat penelitian yang menyebutkan untuk satu plastik saja membutuhkan biaya mencapai delapan kali lipat.

Tetapi, industri ini sebenarnya sangat menjanjikan. Produksinya sendiri bukan hanya digunakan untuk pembuatan plastik saja sebenarnya. Tetapi, untuk berbagai barang misalnya tempat makanan, penggaris, sampai bahan untuk kursi. Tergantung dari bagaimana kondisinya.

Kekurangan lain dengan penggunaan Biobased ini, plastik kantong terasa kaku jadi, kalau digunakan pasti sedikit aneh biasanya, sedikit lentur. Jadi, kurang familiar untuk penduduk Indonesia.

Penggunaan material biobased ini seharusnya sudah mulai dilakukan produksinya karena, manfaatnya untuk lingkungan sangatlah besar. Apalagi, potensinya menjadi mikro plastik kalau sampai dikonsumsi oleh hewan dan akhirnya manusia maka akan sangat berbahaya untuk tubuh. Semoga penggunaan bio based bisa menjadi solusi masalah plastik di Indonesia.