Permasalahan sampah dan limbah plastik memang masih sulit ditemukan solusinya. Kebiasaan masyarakat yang sulit lepas dari kantong tersebut adalah penyebab utamanya. Walaupun, beberapa tempat sudah menerapkan kebijakan penambahan biaya. Namun, tetap saja konsumsinya masih tinggi. Sebenarnya, penumbuhan kesadaran akan bahaya sampah plastik tidak pernah berhenti dikumandangkan. Hanya saja, semua itu menjadi sia-sia karena solusi yang ditawarkan masih saja belum diterapkan dengan baik. Seperti, membeli kantong yang ramah lingkungan. Jadi, fungsinya tidak hanya satu kali pakai saja.
Dari segi perhitungan keuangan harusnya lebih hemat. Sayangnya, harga yang ditawarkan sangat mahal. Jadi, masyarakat enggan untuk membelinya. Solusi berikutnya adalah daur ulang. Sebenarnya, langkah tersebut cukup efektif, terbukti beberapa masyarakat sekitar sudah mulai menerapkannya dan menjadikan sebagai lahan bisnis.
Menurut para peneliti, teknik ini jadi salah satu cara terbaik dalam mengatasi permasalahan sampah. Sayangnya, peran tersebut hanya dilakukan oleh sebagian kecil saja. Seharusnya, dilakukan oleh semua orang. Karena, perbandingan antara daur ulang dan sampahnya terlalu jauh. Untuk keberadaan plastik yang semakin menggunung. Sebenarnya, proses daur ulang ini bisa dilakukan secara sederhana. Tetapi, mengapa banyak orang sulit melakukannya. Menurut penelitian mereka terjebak oleh beberapa mitos yang telah berkembang dan menjadi jalan berpikir sehingga, sulit untuk melakukannya.
Semuanya Adalah Urusan Pemerintah

Mitos pertama yang sering terjadi adalah pengelolaan sampah ini sudah ada petugas yang mengurusnya sendiri. Jadi, tidak ada masalah bila harus membuangnya tanpa ikut program daur ulang. Poinnya adalah membuang sampah pada tempatnya pasti sudah banyak membantu. Poin inilah yang membuat seluruh masyarakat enggan melakukan daur ulang.
Bagi mereka lingkungan alam ini adalah bagian dari tugas kementerian terkait. Pola pemikiran seperti ini yang seharusnya mulai diubah. Karena, jumlah plastik di seluruh dunia sudah mencapai taraf mengkhawatirkan. Sayangnya, mitos ini sulit untuk diubah dan jadi tradisi serta budaya yang dilakukan turun temurun.
Bagaimana Nasib Pemulung yang Mencari Kerja
Banyak orang yang berpikir bila pekerjaan pemulung adalah mengais sampah terutama berbagai macam plastik yang bisa digunakan kembali untuk industri, Jika, sampah tidak ada, bagaimana nasib para pemulung?
Hal ini memang terjadi di sebagian besar masyarakat. Rasa iba dan peduli terhadap sesama memang baik. Tetapi, mereka lupa menjaga lingkungan hukumnya jauh lebih penting dibandingkan dari sekedar rasa kasihan saja. Karena, dengan para pemulung mengambil botol hingga berbagai plastik mereka juga membantu mencegah pencemaran lingkungan terjadi lebih luas. Sayangnya, beberapa langkah ini disalahgunakan oleh beberapa oknum yang hanya ingin menambah pundi-pundinya tanpa memikirkan kelanjutannya seperti apa.
Proses Daur Ulang Itu Sulit

Mitos terbesar dalam proses daur ulang ini adalah sulit dan membutuhkan modal banyak. Walaupun, sudah banyak contoh sebenarnya. Bagaimana mendaur ulang produk yang sederhana menjadi lebih bermakna. Hanya saja rasa malas untuk melakukannya itu yang membuat mereka tidak mau melakukannya. Semua orang merasa bisa membelinya menggunakan uang mereka tanpa perlu harus mendaur ulang dari sampah.

Misalnya, saja pot tanaman. Beberapa dari mereka, lebih suka membelinya sendiri di toko tanaman. Dibandingkan dengan mencoba membuatnya sendiri.yang tidak perlu banyak uang. Karena, fungsinya sebenarnya tidak jauh berbeda. Tetapi, estetikanya akan jadi lain. hal ini tidak sepenuhnya besar. Semua tergantung dari niat dan kemauan dari Anda sendiri apakah mau melakukannya atau tidak.
Bila berbagai mitos ini tidak dapat dipatahkan oleh masyarakat. keinginan mengurangi masalah plastik sampah dari proses daur ulang akan susah berkembang. Walau, kesempatan itu ada. Lebih baik dimulai dari sendiri bila sudah berhasil dan mendapatkan hasil nyata pasti mereka akan mengikuti.
Dari sisi distributor plastik sendiri juga sebaiknya melakukan perbaikan dengan memulai menambah produk-produk ramah lingkungan yang tentunya diharapkan berdampak langsung kepada pembelian para pembeli plastik.